properti store

𝗧𝗵𝗲 𝗖𝗮𝗽𝗶𝘁𝗮𝗹𝗶𝘀𝘁 𝗖𝗿𝗲𝗲𝗱

  Oleh : 𝘠𝘶𝘥𝘩𝘢 𝘗𝘦𝘥𝘺𝘢𝘯𝘵𝘰

Ada permintaan dari sahabat saya untuk mengulas singkat buku-buku Yuval Noah Hariri. Sapiens: Brief History of Humankind, dan Homo Deus: A Brief History of Tomorrow. Sahabat saya tadi sedikit curhat; kenapa ketika membaca buku-buku Yuval tadi jadi tambah bodoh. Sedangkan sahabat saya yang lain tambah pintar. Ada juga yang komentar, kenapa setelah baca buku-bukunya bawaanya malah jadi ateis?

Kalo ada yang merasa susah mencerna (atau mungkin tersesat?) membaca buku-buku Yuval menurut saya cukup wajar. Karena lumayan tebal. Edisi Apple Book yang Sapiens saja 755 halaman. Belum lagi yang Homo Deus 927 halaman. Butuh kombinasi skill detektif Sherlock Holmes dan kecepatan baca superhero Flash untuk mencari hikmah di tengah luasnya samudra pengetahuan Yuval, tanpa terperosok jadi bodoh apalagi ateis.

Nah, kali ini saya ingin membahas satu bab saja dari buku Yuval. Bab 16 dari Sapiens: The Capitalist Creed. Prinsip kapitalis. Bab ini menyibak rahasia jantung ekonomi kapitalisme yang sangat merusak dan berbahaya. Kalau Anda ditanya; apakah jantung ekonomi kapitalis? Jika Anda menjawab; riba (suku bunga). Menurut saya kurang tepat. Karena ibarat makanan, riba itu hanya topping-nya saja, hidangan utamanya bukan itu.

Lalu apa yang menjadi hidangan utama sekaligus jantung ekonomi kapitalis? Yuval menjelaskan: Fractional reserve system. Seperti Yuval, saya akan menjelaskannya dengan ilustrasi sederhana berikut: Ada tiga orang yang terlibat dalam aktivitas bisnis. Katakanlah mereka Mas Jati (banker), Mas Waluyo (kontraktor) dan Mas Sidik (pengusaha kuliner).

Pada suatu hari Mas Waluyo sang kontraktor habis dapat bayaran sebesar 1M rupiah. Lalu uang 1M tersebut disimpan ke Bank Jati. Kita asumsikan saja Bank Jati baru saja berdiri dan tidak ada tabungan sama sekali. Maka sekarang di Bank Jati ada dana berapa? Ada 1M rupiah. Yang berasal dari simpanan Mas Mas Waluyo sang kontraktor.

Lalu di hari berikutnya, Mas Sidik sang pengusaha kuliner butuh pinjaman buat membangun restorannya sebanyak 1M. Lalu Mas Sidik datang ke Bank Jati dan meminjam uang sebesar 1M. Jadi sekarang di Bank Jati ada dana berapa? Tetap 1M rupiah. Meski secara riil 1M tadi telah dipinjam, tapi di atas kertas masih ada uang 1M yang berasal dari setoran pertama Mas Waluyo tadi.

Karena Mas Sidik ingin membangun restoran, maka Mas Sidik menyewa jasa kontraktor Mas Waluyo. Kebetulan RAB yang diperlukan untuk membangun restoran tadi sebesar 1M rupiah. Lalu Mas Sidik membayar cash 1M kepada Mas Waluyo agar restorannya cepat selesai.

Lalu Mas Waluyo kembali menabungkan uangnya 1M, yang barusan dia dapatkan dari Mas Sidik, ke rekeningnya di Bank Jati. Jadi sekarang di Bank Jati ada dana berapa? Ada 2M rupiah. 1M dari milik Mas Waluyo yang pertama, ditambah 1M lagi dari pembayaran cash Mas Sidik untuk membangun restorannya. Padahal riilnya dana di Bank Jati hanya 1M yang berasal dari setoran pertama Mas Waluyo tadi.

Bagaimana mungkin uang 1M bisa berlipat ganda jadi 2M? Itulah tamak dan manipulatif-nya industri perbankan kapitalis. Tapi itu belum apa-apa. Ternyata Mas Sidik ada kesalahan menghitung RAB bangunan restorannya. Kebutuhannya membengkak jadi 2M rupiah. Jadi Mas Sidik kekurangan dana 1M rupiah lagi.

Kemudian Mas Sidik meminjam uang lagi sebesar 1M ke Bank Jati. Lalu bank meminjamkan 1M ke Mas Sidik. Dan Mas Sidik menyerahan dana 1M tersebut langsung ke kontraktor Mas Waluyo agar restorannya cepat selesai. Dan seperti yang Anda duga, Mas Waluyo langsung menyimpan uang 1M yang barusan ia dapatkan dari Mas Sidik ke Bank Jati. Jadi sekarang di Bank Jati ada dana berapa? Ada 3M rupiah. Padahal riilnya dana di Bank Jati hanya 1M yang berasal dari setoran pertama Mas Waluyo tadi.

Bagaimana mungkin uang 1M bisa berlipat-lipat jadi 3M? Pertanyaan yang tepat bukan bagaimana mungkin, tapi sampai berapa kali manipulasi lipat ganda tadi diizinkan terjadi? Standard UU perbankan yang berlaku mengizinkan sampai 10 kali lipat. Jadi uang yang beredar di masyarakat bisa sampai 10M, padahal riilnya hanya 1M.

Inilah yang disebut dengan fractional reserve system. Dan inilah yang membuat ekonomi kapitalis jadi rapuh dan langganan krisis berulang kali. Bubble economic istilahnya. Ekonomi seolah membesar, tapi seperi gelembung sabun yang tipis dan mudah pecah. Belum lagi ditambah praktek-praktek non-riil seperti riba, jual beli surat berharga dan pasar uang. Inilah akibatnya jika sistem ekonomi dirancang oleh manusia, hanya menghasilkan aturan serakah yang menguntungkan segelintir orang saja.

Bagi orang-orang yang bisa “membaca” sistem ekonomi seperti ini pasti akan menolak dan mencampakkannya. Henry Ford pernah berkata: “It is well enough that people of the nation do not understand our banking and monetary system, for if they did, I believe there would be a revolution before tomorrow morning.” Nampaknya orang-orang tidak paham sistem perbankan dan moneter kita. Karena jika mereka paham, saya yakin akan terjadi revolusi sebelum besok pagi.

Lalu bagaimana dengan kita? Seorang muslim yang meyakini ada sistem terbaik berasal dari Allah SWT. Masihkah kita tinggal diam, pasrah, tak berbuat apa pun juga? Kalau Henry Ford memprediksi jika masyarakat sadar akan terjadi revolusi sebelum besok pagi? Maka kalau muslim sadar kira-kira kapan sistem buatan manusia yang tamak dan manipulatif ini berubah total menjadi sistem Islam?

Join Pedy's Book Club:

http://bit.ly/KluBukuMidgard

0 Response to "𝗧𝗵𝗲 𝗖𝗮𝗽𝗶𝘁𝗮𝗹𝗶𝘀𝘁 𝗖𝗿𝗲𝗲𝗱"

Posting Komentar